RSS

NASIHAT AYAH KEPADA ANAKNYA


Berikut ini nasihat yang diberikan seorang ayah kepada putranya:

1). Nasihat Nabi Daud kepada putranya (Sulaiman), “Wahai anakku, bukti seseorang yang bertaqwa kepada Allah itu ada tiga hal,yaitu:
            1.       Bertaqwalah secara baik dalam menempuh sesuatu yang belum tercapai.
            2.       Ikhas dan lega hati terhadap sesuatu yang telah terlaksana.
            3.       Sabar debgan lepasnya sesuatu yang telah diraih tangannya.”

2). Lukman Hakim berwasiat kepada  putranya sebagai berikut:
            1.       Jangan terlalu menyibukkan diri dalam urusan duniawi,kecuali sekedar mencukupi kebutuhan sisa umurmu didunia.
            2.       Sembahlah Tuhanmu menurut hajatmu kepadaNya.
            3.       Beramallah untuk akhirat sesuai dengan keinginanmu untuk bermukim disana.
            4.       Berusahalah untuk membebaskan dirimu dari api neraka selama kau meragukan keselamatanmu (bebas dari neraka).
            5.       Sesuaikanlah keberanianmu berbuat maksiat dengan kekuatan kesabaran menghadapi siksa diakhirat.
            6.       Carilah tempat yang tidak dilihat Allah dan malaikatNya jika kau akan berbuat maksiat. 

               Dikutip dari buku Calon Penghuni Surga oleh Abu Fajar Al Qalam.

 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

METODE MENGHAFAL AL QUR'AN


Berikut adalah metode untuk menghafal Al-Quran yang memiliki keistimewaan berupa kuatnya hafalan dan cepatnya proses penghafalan.
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir sebanyak 20 kali untuk  mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali
10. Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
11. Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak 20 kali untuk menguatkan/meng-itqankan hafalan untuk halaman ini
Demikianlah ikuti cara ini dalam menghafal setiap halaman Al-Qur’an. Dan janganlah menghafal lebih dari seperdelapan juz dalam setiap hari agar tidak berat bagi anda untuk menjaganya.
Cara menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah
Janganlah anda menghafal Al-Quran tanpa proses muraja’ah/pengulangan. Hal ini dikarenakan jika anda terus menerus menambah hafalan Al-Quran lembar demi lembar hingga selesai kemudian anda ingin untuk mengulang kembali hafalan anda dari awal maka hal itu akan berat dan anda dapati diri anda telah melupakan hafalan yang lalu. Oleh karena itu, jalan terbaik (untuk menghafal) adalah dengan menggabungkan antara menambah hafalan dan muraja’ah.
Bagilah Al-Quran menjadi 3 bagian dimana setiap bagian terdiri dari 10 juz. Jika anda menghafal satu halaman setiap hari, maka ulangilah 4 halaman sebelumnya sampai anda menghafal 10 juz. Jika anda telah mencapai 10 juz, maka berhentilah selama sebulan penuh untuk muraja’ah dengan cara mengulang-ngulang 8 halaman dalam setiap harinya.
Setelah sebulan penuh muraja’ah, maka mulailah kembali untuk menambah hafalan yang baru baik satu atau dua halaman setiap harinya tergantung kemampuan serta barengilah dengan muraja’ah sebanyak 8 halaman dalam sehari. Lakukan ini sampai anda menghafal 20 juz. Jika anda telah mencapainya, maka berhentilah dari menambah hafalan baru selama 2 bulan untuk mengulang 20 juz. Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang 8 halaman setiap hari.
Setelah 2 bulan, mulailah kembali menambah hafalan setiap hari sebanyak satu sampai dua halaman dengan dibarengi muraja’ah/pengulangan 8 halaman sampai anda menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal seluruh Al-Qur’an, ulangilah 10 juz pertama saja selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz. Kemudian ulangilah 10 juz kedua selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama. Kemudian ulangilah 10 juz terakhir selama satu bulan dimana setiap hari setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
Cara memuraja’ah/mengulang Al-Quran seluruhnya jika saya telah menyelesaikan system muraja’ah
Mulailah dengan memuraja’ah Al-Qur’an setiap hari sebanyak 2 juz. Ulangilah sebanyak 3 kali setiap hari hingga anda menyelesaikan Al-Qur’an setiap 2 minggu sekali. Dengan melakukan metode seperti ini selama satu tahun penuh, maka –insya Allah- anda akan dapat memiliki hafalan yang mutqin/kokoh.
Yang harus dilakukan setelah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dalam satu tahun
- Setelah setahun mengokohkan hafalan Al-Qur’an dan muraja’ahnya, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian anda sampai akhir hayat sebagaimana Rasulullah menjadikannya sebagai wirid harian. Adalah wirid Rasulullah dengan membagi Al-Qur’an menjadi 7 bagian sehingga setiap 7 hari Al-Qur’an dapat dikhatamkan. Berkata Aus bin Hudzaifah: Aku bertanya pada sahabat-sahabat Rasulullah tentang bagaimana mereka membagi Al-Qur’an (untuk wirid harian). Mereka berkata: 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan dari surat Qaf sampai selesai. (HR. Ahmad). Yaitu maksudnya mereka membagi wirid Al-Quran sebagai berikut:
- Hari pertama: membaca surat “al fatihah” hingga akhir surat “an-nisa”,
- Hari kedua: dari surat “al maidah” hingga akhir surat “at-taubah”,
- Hari ketiga: dari surat “yunus” hingga akhir surat “an-nahl”,
- Hari keempat: dari surat “al isra” hingga akhir surat “al furqan”,
- Hari kelima: dari surat “asy syu’ara” hingga akhir surat “yaasin”,
- Hari keenam: dari surat “ash-shafat” hingga akhir surat “al hujurat”,
- Hari ketujuh: dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-naas”.

Wirid Rasulullah di singkat oleh para ulama dengan perkataan: famii bisyauqi. Dimana setiap huruf dari kata ini merupakan surat awal dari kelompok surat yang dibaca setiap hari.
Cara membedakan antara ayat-ayat mutasyaabih/mirip di dalam Al-Qur’an
Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang mirip adalah dengan membuka mushaf pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu perhatikanlah perbedaan diantara kedua ayat tersebut kemudian berikanlah tanda yang dapat mengingatkan anda akan perbedaan itu. Lalu ketika anda memuraja’ah, perhatikanlah perbedaan yang anda tandai sebelumnya beberapa kali hingga anda mantap menghafal tentang kemiripan dan perbedaan diantara keduanya.
Kaidah-kaidah dan batasan-batasan dalam menghafal Al-Qur’an
o Wajib bagi anda menghafal dengan bantuan seorang ustadz/syeikh untuk membenarkan bacaan anda
o Hafallah 2 halaman setiap hari. Satu halaman setelah Subuh, dan satu halaman lagi sesudah Ashar atau sesudah Maghrib. Dengan cara ini, maka anda akan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya dengan mutqin/kokoh dalam waktu satu tahun. Adapun jika anda menambah hafalan diatas 2 halaman setiap hari maka hafalan anda akan lemah disebabkan semakin banyaknya ayat yang harus dijaga..
o Hendaklah menghafal dari surat An-Naas sampai Al-Baqarah karena hal tersebut lebih mudah. Namun setelah selesai menghafal seluruh Al-Quran, hendaklah muraja’ah anda dimulai dari surat Al-Baqarah sampai An-Naas
o Hendaklah menghafal dengan menggunakan satu cetakan mushaf karena hal ini dapat menolong anda dalam memantapkan hafalan dan meningkatkan kecepatan dalam mengingat posisi-posisi ayat serta awal dan akhir setiap halaman Al-Qur’an.
o Setiap orang yang menghafal dalam 2 tahun pertama biasanya masih mudah kehilangan hafalannya. Masa ini dinamakan dengan Marhalah Tajmi’ (fase pengumpulan). Janganlah bersedih atas mudahnya hafalan anda hilang atau banyaknya kekeliruan anda. Karena memang fase ini merupakan fase cobaan yang sulit. Dan waspadalah, karena syaithan akan mengambil kesempatan ini untuk menggoda anda agar berhenti dari menghafal Al-Qur’an. Maka janganlah perdulikan rasa was-was syaithan tersebut dan teruskan menghafal karena sesungguhnya itu adalah harta yang sangat berharga yang tidak diberikan pada setiap orang.

Sumber:www.salafiyunpad.wordpress.com



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SUNNAH YANG SERING DILUPAKAN

Secara bahasa sunnah berarti jalan. Sedang menurut istilah ilmu fiqih yaitu suatu perbuatan yg berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa bila ditinggalkan. Meskipun demikian sebagai realisasi cinta kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kita harus memposisikan perbuatan sunnah sejalan dengan ‘rekomendasi’ Allah “Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu Allah dan hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” Meniru dan meneladani seseorang adalah manifestasi cinta. Padahal Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu hingga lebih mencintai aku daripada orang tuanya anak-anaknya dan segenap manusia.” Karena itu pertanda seberapa besar cinta kita kepada Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam di antaranya dapat diukur dengan perhatian kita dalam meneladani tiap ucapan dan tindak tanduk beliau. Tapi ironinya karena merasa tak akan mendapat dosa umat Islam banyak yang meremehkan masalah-masalah sunnah. Alangkah baiknya kita mengikuti jejak Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma yg senantiasa berusaha menerapkan tiap apa yang ia ketahui dari perbuatan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Hingga kini banyak masalah sunnah yang terlupakan bahkan diremehkan oleh umat.

 Adapun di antara sunnah-sunnah yang sering dilupakan dan diremehkan adalah:
1.       Berkumur dan istinsyaq .
 Ketika berwudhu banyak orang yang tidak berkumur dan istinsyaq. Ada pula yang hanya berkumur tetapi tidak melakukan istinsyaq. Padahal dua-duanya merupakan sunnah Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Abdullah bin Zaid meriwayatkan tentang cara berwudhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “berkumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan. Beliau melakukan hal itu tiga kali.

2.       Berwudhu sebelum mandi dari hadats besar.
Jarang orang memperhatikan tata cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan sunnah. Dalam benak mereka yang terpikir hanyalah bagaimana bisa menghilangkan hadats besar. Adapun menurut sunnah di antaranya adalah mengawali mandi tersebut dgn berwudhu. Secara rinci cara mandi dari hadats besar menurut tuntunan Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam dijelaskan dalam hadits Aisyah Radhiallahu Anha; “Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bila mandi dari jinabat memulai dengan mencuci kedua tapak tangannya lalu berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat kemudian memasukkan jari-jari beliau ke dalam air dan dengannya beliau menyelanyela akar rambutnya lalu menyiram kepalanya dengan tiga kali cidukan dari kedua tangannya lalu menyiram seluruh kulit .

3.        Mendatangi shalat dengan tenang.
Bila iqomat telah dikumandangkan atau shalat jama’ah telah didirikan kita banyak menyaksikan orang-orang berlarian untuk mendapatkan ruku’ bersama imam. Di samping jauh dari sunnah perbuatan itu mengakibatkan pelakunya tidak bisa khusyu’ dan mengganggu mereka yang sedang shalat. Untuk menanggulangi hal tersebut hendaknya kita datang berjamaah lebih awal yang dengan begitu kita bisa melakukan perbuatan sunnah yang lain. Shalat sunnah qabliyah misalnya. Petunjuk cara mendatangi shalat berjamaah telah diberikan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau bersabda “Bila shalat telah didirikan jangan mendatanginya dengan tergesa-gesa tetapi datanglah dengan berjalan secara tenang. Apa yang kamu dapatkan maka shalatlah dan apa yang kamu ketinggalan darinya maka sempurnakanlah.

4.       Shalat dgn memakai sutrah .
 Shalat dengan memakai sutrah sering tidak diperhatikan khususnya ketika shalat sunnat. Hal ini tentu jauh dari sunnah. Dari Nafi’ bin Abdillah “bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menancapkan tombak kemudian beliau shalat di hadapannya.

5.        Merapatkan pundak dgn pundak dan telapak kaki dgn telapak kaki dalam shaf shalat jama’ah.
Mayoritas shaf-shaf di tiap shalat jama’ah di banyak masjid selalu kita dapati kekurangan. Misalnya tidak lurus atau kurang rapat. Yang lebih menyedihkan ada orang yang marah bila diingatkan. Inilah potret kebodohan umat tentang sunnah. Padahal Anas Radhiallahu Anhu meriwayatkan bahwasanya Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Luruskanlah barisan-barisan kalian sesungguhnya aku melihat kalian dari belakang punggungku. Dan tiap orang dari kami merapatkan pundaknya dengan pundak kawannya dan telapak kakinya dgn telapak kaki kawannya.” . Hadits di atas menegaskan bagai-mana besarnya perhatian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalam soal lurus dan rapatnya barisan shalat.

6.        Shalat malam/ tahajud.
Banyak orang mengeluh dirinya sulit sekali bangun malam. Memang benar bangun malam itu tidak mudah. Ia membutuhkan usaha dan kesabaran. 
Untuk memudahkan bangun malam ikutilah nasehat-nasehat berikut ini:
a.       Tinggalkan maksiat dan dosa. Sebab keduanya menghalangi manusia dari keta’atan.
b.       Niatlah sungguh-sungguh utk bangun dan ikhlas karena Allah. Baik pula jika disertai do’a memohon diberi kekuatan bangun tengah malam.
c.       Bersegera tidur. Begadang malam hanya akan membuatmu terlambat bangun. Apalagi jika tiada manfaatnya. Sekedar ngobrol misalnya. Bahkan hingga untuk pekerjaan penting sekali-pun Anda harus membatasi waktunya.
d.       Tidak makan terlalu banyak menjelang tidur. Makan banyak akan membuat orang malas beribadah.
e.       Membaca do’a-do’a yg disunnahkan ketika mau tidur.
f.        Meletakkan alarm atau sejenisnya sehingga bisa bangun sesuai dengan waktu yang diinginkan.
Saudaraku usahakanlah selalu shalat malam. Mudah-mudahan do’a atau air matamu di sepertiga malam bisa menyelamatkanmu dari siksa Neraka. Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam ditanya “Shalat apakah yg paling utama setelah shalat fardhu ?” Beliau menjawab “Shalat di tengah malam.” Ia bertanya “Dan puasa apakah yang lebih utama setelah Ramadhan ?” Beliau menjawab “Puasa pada bulan Muharram.

7.        Memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur dan Neraka Jahannam dari fitnah kehidupan dan kematian fitnah Dajjal dan dari dosa serta hutang.
Mohon perlindungan tersebut diucapkan menjelang akhir do’a tasyahud dalam shalat. Urwah bin Zubair berkata Ai’syah Radhiallahu Anha mengabarinya bahwasanya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dalam shalatnya berdo’a “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari azab kubur dan aku berlindung kepadaMu dari fitnah Dajjal dan aku berlindung kepadamu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari dosa dan hutang.” Aisyah Radhiallahu Anha berkata “Seseorang kemudian bertanya kepada Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam “Betapa sering engkau memohon perlindungan dari hutang wahai Rasulullah?” Beliau menjawab “Sesungguhnya orang yg berhutang itu bila berkata dusta dan bila berjanji mengkhianati.

8.       Berdo’a sebelum salam.
Abdullah bin Amr meriwayatkan dari Abu Bakar As Shiddiq Radhiallahu Anhu bahwasanya beliau berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam “Ajarkanlah kepadaku do’a yg kupanjatkan dalam shalat.” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam menjawab “Ucapkanlah “Ya Allah sesungguhnya aku terlalu banyak menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yg mengampuni dosa-dosa selain Engkau maka ampunilah aku dari sisiMu dan sayangilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengam-pun lagi Maha Penyayang.” kemudian hendaknya ia memilih do’a yang disenanginya lalu berdo’a dengannya. Do’a ini dibaca setelah do’a mohon perlindungan selanjutnya kita membaca do’a yang kita kehendaki. Alangkah baiknya kita membiasakan berdo’a pada waktu-waktu yang ditunjukkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Di waktu yang mustajab tersebut kita meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akherat.

9.       Shalat sunnah di rumah.
Banyak manfaat shalat sunnah di rumah di antaranya:
a.     Shalat sunnah di rumah adalah tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Melakukannya berarti menghidupkan dan meneladani sunnah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
b.    Ia lebih menjaga keikhlasan hati dari sikap riya’ dan ingin dipuji orang.
c.     Shalat sunnah di rumah dengan sendirinya mengajarkan cara shalat yang benar kepada anggota keluarga terutama kepada isteri dan anak-anak.

Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Lakukanlah sebagian shalat-shalat mu di dalam rumah dan jangan jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan.” Aisyah Radhiallahu Anha berkata “Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam shalat empat rakaat di rumahku sebelum shalat Zhuhur kemudian keluar dan shalat bersama para Sahabat. Kemudian masuk lalu shalat dua rakaat. Beliau shalat Maghrib bersama para Sahabat kemudian masuk dan shalat dua rakaat. Beliau shalat Isya’ bersama para Sahabat kemudian masuk rumahku lalu shalat dua rakaat.” Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan sebagian besar shalat sunnahnya di dalam rumah. Terutama ba’diyah Maghrib. Tidak ada satu riwayat pun yang mengatakan bahwa beliau pernah melakukannya di dalam masjid.

Rujukan utama Sunan Majhulah Abdul Ilah Abdurrahman Salamah.
Oleh Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS