NASIHAT AYAH KEPADA ANAKNYA
METODE MENGHAFAL AL QUR'AN
Berikut adalah metode untuk menghafal Al-Quran yang
memiliki keistimewaan berupa kuatnya hafalan dan cepatnya proses penghafalan.
1. Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali
2. Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali
3. Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali
4. Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5. Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir sebanyak
20 kali untuk mengikat/menghubungkan
keempat ayat tersebut
6. Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali
7. Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali
8. Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali
9. Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali
10. Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20
kali untuk mengikat/menghubungkan keempat ayat tersebut
11. Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak 20
kali untuk menguatkan/meng-itqankan hafalan untuk halaman ini
Demikianlah ikuti cara ini dalam menghafal setiap halaman
Al-Qur’an. Dan janganlah menghafal lebih dari seperdelapan juz dalam setiap
hari agar tidak berat bagi anda untuk menjaganya.
Cara menggabungkan antara menambah hafalan dan
muraja’ah
Janganlah anda menghafal Al-Quran tanpa proses
muraja’ah/pengulangan. Hal ini dikarenakan jika anda terus menerus menambah
hafalan Al-Quran lembar demi lembar hingga selesai kemudian anda ingin untuk
mengulang kembali hafalan anda dari awal maka hal itu akan berat dan anda
dapati diri anda telah melupakan hafalan yang lalu. Oleh karena itu, jalan
terbaik (untuk menghafal) adalah dengan menggabungkan antara menambah hafalan
dan muraja’ah.
Bagilah Al-Quran menjadi 3 bagian dimana setiap bagian
terdiri dari 10 juz. Jika anda menghafal satu halaman setiap hari, maka
ulangilah 4 halaman sebelumnya sampai anda menghafal 10 juz. Jika anda telah
mencapai 10 juz, maka berhentilah selama sebulan penuh untuk muraja’ah dengan
cara mengulang-ngulang 8 halaman dalam setiap harinya.
Setelah sebulan penuh muraja’ah, maka mulailah kembali
untuk menambah hafalan yang baru baik satu atau dua halaman setiap harinya
tergantung kemampuan serta barengilah dengan muraja’ah sebanyak 8 halaman dalam
sehari. Lakukan ini sampai anda menghafal 20 juz. Jika anda telah mencapainya, maka
berhentilah dari menambah hafalan baru selama 2 bulan untuk mengulang 20 juz.
Pengulangan ini dilakukan dengan mengulang 8 halaman setiap hari.
Setelah 2 bulan, mulailah kembali menambah hafalan setiap
hari sebanyak satu sampai dua halaman dengan dibarengi muraja’ah/pengulangan 8
halaman sampai anda menyelesaikan seluruh Al-Qur’an.
Jika anda telah selesai menghafal seluruh Al-Qur’an,
ulangilah 10 juz pertama saja selama satu bulan dimana setiap hari setengah
juz. Kemudian ulangilah 10 juz kedua selama satu bulan dimana setiap hari
setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama.
Kemudian ulangilah 10 juz terakhir selama satu bulan dimana setiap hari
setengah juz bersamaan dengan itu ulangilah pula 8 halaman dari 10 juz pertama
dan 8 halaman dari 10 juz kedua.
Cara memuraja’ah/mengulang Al-Quran seluruhnya jika
saya telah menyelesaikan system muraja’ah
Mulailah dengan memuraja’ah Al-Qur’an setiap hari sebanyak
2 juz. Ulangilah sebanyak 3 kali setiap hari hingga anda menyelesaikan
Al-Qur’an setiap 2 minggu sekali. Dengan melakukan metode seperti ini selama
satu tahun penuh, maka –insya Allah- anda akan dapat memiliki hafalan yang
mutqin/kokoh.
Yang harus dilakukan setelah menyelesaikan hafalan
Al-Qur’an dalam satu tahun
- Setelah setahun mengokohkan hafalan Al-Qur’an dan
muraja’ahnya, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian anda sampai akhir hayat
sebagaimana Rasulullah menjadikannya sebagai wirid harian. Adalah wirid Rasulullah
dengan membagi Al-Qur’an menjadi 7 bagian sehingga setiap 7 hari Al-Qur’an
dapat dikhatamkan. Berkata Aus bin Hudzaifah: Aku bertanya pada sahabat-sahabat
Rasulullah tentang bagaimana mereka membagi Al-Qur’an (untuk wirid
harian). Mereka berkata: 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan dari
surat Qaf sampai selesai. (HR. Ahmad). Yaitu maksudnya mereka membagi wirid
Al-Quran sebagai berikut:
- Hari pertama: membaca surat “al fatihah” hingga akhir
surat “an-nisa”,
- Hari kedua: dari surat “al maidah” hingga akhir surat “at-taubah”,
- Hari ketiga: dari surat “yunus” hingga akhir surat “an-nahl”,
- Hari keempat: dari surat “al isra” hingga akhir surat “al furqan”,
- Hari kelima: dari surat “asy syu’ara” hingga akhir surat “yaasin”,
- Hari keenam: dari surat “ash-shafat” hingga akhir surat “al hujurat”,
- Hari ketujuh: dari surat “qaaf” hingga akhir surat “an-naas”.
Wirid Rasulullah di singkat oleh para ulama dengan
perkataan: famii bisyauqi. Dimana setiap huruf dari kata ini merupakan surat awal dari
kelompok surat yang dibaca setiap hari.
Cara membedakan antara ayat-ayat mutasyaabih/mirip
di dalam Al-Qur’an
Cara yang paling afdhal jika anda mendapati 2 ayat yang
mirip adalah dengan membuka mushaf pada setiap ayat yang mirip tersebut, lalu
perhatikanlah perbedaan diantara kedua ayat tersebut kemudian berikanlah tanda
yang dapat mengingatkan anda akan perbedaan itu. Lalu ketika anda memuraja’ah,
perhatikanlah perbedaan yang anda tandai sebelumnya beberapa kali hingga anda
mantap menghafal tentang kemiripan dan perbedaan diantara keduanya.
Kaidah-kaidah dan batasan-batasan dalam menghafal
Al-Qur’an
o Wajib bagi anda menghafal dengan bantuan seorang
ustadz/syeikh untuk membenarkan bacaan anda
o Hafallah 2 halaman setiap hari. Satu halaman setelah
Subuh, dan satu halaman lagi sesudah Ashar atau sesudah Maghrib. Dengan cara
ini, maka anda akan mampu menghafal Al-Qur’an seluruhnya dengan mutqin/kokoh
dalam waktu satu tahun. Adapun jika anda menambah hafalan diatas 2 halaman
setiap hari maka hafalan anda akan lemah disebabkan semakin banyaknya ayat yang
harus dijaga..
o Hendaklah menghafal dari surat An-Naas sampai Al-Baqarah
karena hal tersebut lebih mudah. Namun setelah selesai menghafal seluruh
Al-Quran, hendaklah muraja’ah anda dimulai dari surat Al-Baqarah sampai An-Naas
o Hendaklah menghafal dengan menggunakan satu cetakan
mushaf karena hal ini dapat menolong anda dalam memantapkan hafalan dan
meningkatkan kecepatan dalam mengingat posisi-posisi ayat serta awal dan akhir
setiap halaman Al-Qur’an.
o Setiap orang yang menghafal dalam 2 tahun pertama
biasanya masih mudah kehilangan hafalannya. Masa ini dinamakan dengan Marhalah
Tajmi’ (fase pengumpulan). Janganlah bersedih atas mudahnya hafalan anda hilang
atau banyaknya kekeliruan anda. Karena memang fase ini merupakan fase cobaan
yang sulit. Dan waspadalah, karena syaithan akan mengambil kesempatan ini untuk
menggoda anda agar berhenti dari menghafal Al-Qur’an. Maka janganlah perdulikan
rasa was-was syaithan tersebut dan teruskan menghafal karena sesungguhnya itu
adalah harta yang sangat berharga yang tidak diberikan pada setiap orang.
Sumber:www.salafiyunpad.wordpress.com
SUNNAH YANG SERING DILUPAKAN
Adapun di antara sunnah-sunnah yang sering dilupakan dan diremehkan adalah:
2. Berwudhu sebelum mandi dari hadats besar.
3. Mendatangi shalat dengan tenang.
4. Shalat dgn memakai sutrah .
5. Merapatkan pundak dgn pundak dan telapak kaki dgn telapak kaki dalam shaf shalat jama’ah.
6. Shalat malam/ tahajud.
Untuk memudahkan bangun malam ikutilah nasehat-nasehat berikut ini:
7. Memohon perlindungan kepada Allah dari siksa kubur dan Neraka Jahannam dari fitnah kehidupan dan kematian fitnah Dajjal dan dari dosa serta hutang.
8. Berdo’a sebelum salam.
9. Shalat sunnah di rumah.
Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Lakukanlah sebagian shalat-shalat mu di dalam rumah dan jangan jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan.” Aisyah Radhiallahu Anha berkata “Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam shalat empat rakaat di rumahku sebelum shalat Zhuhur kemudian keluar dan shalat bersama para Sahabat. Kemudian masuk lalu shalat dua rakaat. Beliau shalat Maghrib bersama para Sahabat kemudian masuk dan shalat dua rakaat. Beliau shalat Isya’ bersama para Sahabat kemudian masuk rumahku lalu shalat dua rakaat.” Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam melakukan sebagian besar shalat sunnahnya di dalam rumah. Terutama ba’diyah Maghrib. Tidak ada satu riwayat pun yang mengatakan bahwa beliau pernah melakukannya di dalam masjid.”
Rujukan utama Sunan Majhulah Abdul Ilah Abdurrahman Salamah.